Sabtu, 29 Desember 2007

budidaya ikan black ghost

NAMA : Irvan Prasetya Eka Pambudi

NIM : K2B 004 101

Pembenihan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)


PENDAHULUAN


Ikan hantu (Black ghost) merupakan ikan hias yang berasal dari sungai Amazon, Brasil, Amerika Selatan. Tubuhnya berwarna biru kearah ungu tua hingga kehitaman dan kadang-kadang terlihat hitam pekat. Ciri fisik lainnya adalah terdapat beberapa goresan atau garis putih pada bagian ekomya dan garis putih dari dahi hingga ke dagu (leher). Bentuk tubuh black ghost seperti pipa pipih dengan panjang 26-48 cm. Ikan ini dicirikan dengan bersatunya sirip dada dan sirip perut. Sirip yang menyatu ini memanjang dari dada hingga pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini berkibar-kibar sehingga membuat daya tarik tersendiri. Walaupun bertubuh hitam, ikan ini mempunyai sifat yang baik, tenang, tidak galak dan tidak suka mengganggu ikan lainnya. Sehingga dapat hidup tenang jika dicampur dengan jenis ikan lainnya.

Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya.

PEMBENIHAN BLACK GHOST


Membedakan induk black ghost jantan dan betina dapat dilakukan dengan melihat penampilan fisiknya. Induk jantan dengan dagu dan badan panjang serta lurus,sedangkan indu betina pendek dan terlihat gemuk serta lebih besar. Untuk dijadikan induk sebaiknya dipilih black ghost yang telah berumur lebih dari satu tahun atau yang mempunyai panjang antara 7-8 inci (20 - 30 cm). Secara umum pemijahan black ghost dapat dilakukan dengan dua macam, yaitu secara massal dan berpasangan. Pembenihan secara massal ikan Black ghost, dipijahkan dalam kolam atau bak fiber ukuran 2,5 x 1,5 x 0,5 m, diisi 20 ekor induk dengan perbandingan jantan : betina adalah 8:12. Sedangkan pembenihan yang berpasangan umumnya dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 cm, diisi 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 induk betina, atau diisi 5 ekor induk dengan 2 induk jantan dan 3 induk betina. Tempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan, dapat berupa pralon yang berukuran besar disesuaikan dengan ukuran induk black ghost. Akuarium tersebut dilengkapi dengan aerator untuk menambah ketersediaan oksigen dalam air.

Pakan yang diberikan adalah cacing darah (bloodworm) dan jentik nyamuk, yang berfungsi untuk mempercepat penuaan telur. Tempat bertelur dapat digunakan pakis, berkaitan dengan aktivitas black ghost pada malam hari maka peletakkan pakis sebaiknya dilakukan pada sore hari. Pakis diletakkan diantara dua keramik dan diantara pakis dan keramik diberi batu, agar telur-telur dapat masuk ke sela-sela pakis dan dapat terhindar dari mangsa induk jantan. Pengambilan sarang dan telurnya hams sepagi mungkin sebelum matahari terbit. Jumlah telur black ghost 500-1000 telur.

Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. Namun hanya telur fertile saja yang akan menetas. Telur yang fertile ditandai dari warnanya yang kuning cerah dan diliputi lendir. Sementara telur yang steril berwarna putih susu tidak akan menetas. Dengan bertambahnya umur, anak black ghost berubah warna dari putih menjadi hitam, dan bersembunyi pada pakis bekas telur. Diberi pakan kutu air atau nauplii Artemia.

PEMBESARAN (BUDIDAYA) BLACK GHOST


Pembesaran Black Ghost biasanya dilakukan dalam akuarium dimana ukuran antara 3-4 inci. Ukuran akuarium disesuaikan dengan jumlah dan ukuran anak black ghost yang akan dibesarkan. Sebagai contoh akuarium berukuran 100 x 35 x 50 cm dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250 ekor. Kualitas air yang cocok bagi kehidupan black ghost adalah : suhu 26 -27� C ; pH 6 -7 dan kekerasan 6 -10� dH. Untuk mengetahui kesiapan air yang akan digunakan untuk pembesaran black ghost maka dapat diuji dengan melihat reaksi ikan. Caranya, masukkan 1 -3 ekor black ghost ke dalam akuarium yang telah diisi air. Apabila black ghost langsung bersembunyi bararti air tersebut telah dapat digunakan. Namun bila black ghost naik ke permukaan dan terlihat lemas berarti air tersebut belum siap digunakan. Perlengkapan utama yang harus ada dalam akuarium pembesaran adalah aerator dan tempat persembunyian. Untuk tempat persembunyian dapat digunakan akar bakau, pralon, roster bata, plastik gelombang dan daun bacang atau daun ketapang kering.. Pakan yang diberikan biasanya berupa cacing darah (blood worm) yang kadang disebut juga cacing super, banyak dijual dalam bentuk beku, atau cacing sutera dan jentik nyamuk. Pemberian pakan yang tepat untuk black ghost ini pada sore hari, kurang lebih 3 -4 % dari bobot tubuh ikan, hal ini mengingat black ghost merupakan binatang yang aktivitasnya pada malam hari sehingga aktivitas makanpun lebih banyak dilakukan pada malam hari. Black ghost termasuk jarang mengeluarkan kotoran, sehingga pembersihan air termasuk jarang dilakukan. Saat ini, eksport black ghost yang terbanyak adalah ke Jepang. Untuk negara lain sudah ada permintaan walaupun masih dalam jumlah sedikit. Namun berapapun jumlah black ghost yang dikirim, asal kondisi sesuai dengan permintaan, importir tetap menerima. Untuk pasar lokal, permintaan ikan hias ini cenderung stabil. Kondisi di Indonesia, pasar black ghost yang ramai dan banyak diminati adalah dari pemijah ke pembesar dan dari pembesar ke eksportir.

Tabel Hubungan Umur, Panjang dan Bobot Black Ghost

Umur setelah menetas

Panjang total (cm)

Panjang badan (cm)

Bobot (gram)

1 Minggu

2,34

2,1

0,124

2 Minggu

3,46 (�1 inch)

2,94

0,292

3 Minggu

4,98

3,4

0,772

4 Minggu

6,l(�2inch)

4,9

1,036

budidaya neon tetra

Nama : Ageng bagus ari setiaji

NIm : K2B004070

Neon Tetra

(Paracheirodon innesi)

Neon tetra (Paracheirodon innesi) merupakan jenis ikan hias air tawar yang termasuk keluarga characin (famili Characidae, ordo Characi formes). Jenis tetra dari genus Paracheirodon merupakan ikan-ikan asli perairan Amerika Selatan. Warnanya yang cerah membuat jenis ikan ini dapat terlihat pada perairan sungai pedalaman yang gelap dan hal ini merupakan salah satu sebab populernya jenis ikan ini sebagai ikan hias. Neon tetra memiliki warna yang cerah, terdapat garis horizontal berwama biru-hijau sepanjang kedua sisi ikan mulai dari hidung hingga bagian depan ekor dan warna kemerah-merahan sepanjang setengah bagian posterior bawah tubuh. Pada malam hari warna tubuhnya akan menghilang selama ikan beristirahat dan akan muncul kembali ketika ikan aktif pada pagi harinya. Neon tetra dapat tumbuh hingga 4 cm. Ikan betina memiliki perut yang sedikit agak besar dibanding ikan jantan. Ikan neon tetra merupakan salah satu jenis ikan akuarium yang sangat dikenal dan telah dibudidayakan dalam jumlah yang besar. Jenis neon tetra lain yang terkenal adalah green neon tetra (Paracheirodon simulans) dan Black neon tetra merupakan spesies tersendiri, bahkan jenis ikan yang terakhir berasal dari genus yang berbeda. Ikan Cardinal Tetra atau biasa disebut dengan red neon memiliki kemiripan dengan neon tetra dan seringkali dianggap sebagai neon tetra sejati. Jenis tetra ini berbeda dengan neon tetra sejati dilihat dari garis lateral berwama merah sepanjang tubuhnya. Sinonim neon tetra atau Paracheirodon innesi adalah Hyphessobrycon innesi. Meskipun neon tetra dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan-perubahan kondisi air, di alam ikan ini mendiami perairan yang sedikit asam (pH agak rendah), kesadahan rendah, dan suhu antara 20 - 26 °C. Ikan neon tetra dapat hidup hingga lima tahun. Ikan neon tetra sangat mudah dipelihara di akuarium dengan air yang memiliki pH sekitar 5,0 - 7,0 dan kesadahan 1,0 - 2,0. Karena ukurannya yang kecil, sebaiknya ikan ini tidak dipelihara bersama dengan ikan yang berukuran besar atau ikan yang agresif. Ikan ini dapat dipelihara bersama dengan jenis tetra lainnya seperti rummy-nose tetra, cardinal tetra atau jenis ikan lainnya. Neon tetra bersifat omnivora dan menyukai makanan berupa flake food, udang-udang kecil, daphnia, cacing darah beku, tubifex atau pelet berukuran kecil.Untuk membudidayakan neon tetra, tempatkan sepasang ikan di bak pemijahan yang gelap. Intensitas cahaya kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap hingga pemijahan terjadi. Selama proses perkawinan ini, ikan dapat diberi pakan berupa larva nyamuk. Karena induk ikan sering memakan anak ikan yang baru menetas, maka sebaiknya induk ikan ini dipindahkan setelah mereka memijah. Telur kemudian akan menetas setelah 30 jam.

Penyakit Neon Tetra

Penyakit ini diketahui khusus menyerang ikan neon tetra dan beberapa spesies terkait lainnya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa ikan lain kebal terhadapnya. Beberapa jenis cichlid seperti manvis, dan cyprinid seperti Rasbora dan Barb, dilaporkan menjadi korban puIa dari penyakit ini.

Gejala

Warna ikan memucat dan disertai dengan hilangnya garis merah. Pada infeksi ringan bisa tidak menunjukkan gejala apa-apa. Sedangkan pada gejala menengah sampai parah, selain warna memucat dan kehilangan warna merah, juga sering disertai dengan timbulnya bercak-bercak putih dibawah kulit. Munculnya bercak putih menunjukkan terjadinya kerusakan pada jaringan otot ikan. Disamping gejala tersebut diatas ikan yang terinfeksi dapat pula menunjukkan gejala malas/lesu, kesulitan berenang, dan kehilangan berat badan (kurus).

Penyebab.

Disebabkan oleh parasit Pleistophora hyphessobryconis. Penyebaran penyakit pada umumnya terjadi melalui spora yang terbawa oleh pakan, atau melalui bagian ikan terinfeksi yang mati dan dimakan oleh ikan yang bersangkutan.

Infeksi dapat pula dipicu oleh kondisi kualitas air yang memburuk atau tidak sesuai dengan kebutuhan neon tetra. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan apapun terhadap penyakit ini, pastikan terlebih dahulu bahwa kondisi air akuariumnya sudah ideal untuk kehidupan ikan neon tetra.

Setelah berada dalam usus ikan, parasit akan masuk kedalam jaringan tubuh dan menggandakan diri disana kemudian menyebar. Jaringan yang mengandung parasit akan mati, warnanya menjadi pucat kemudian berubah berwarna putih.

Pencegahan dan Perawatan

Belum ada obat-obatan yang diketahui efektif untuk mengatasi infeksi Pleistophora. Meskipun demikian tidak ada salahnya mencoba obat-obatan yang ditawarkan di toko akuarium yang disiapkan untuk penyakit tersebut, Percobaan pengobatan dengan menggunakan Toltrazunil diketahui cukup menjanjikan. Pencegahan tampaknya merupakan hal yang sangat dianjurkan untuk menghidar dari infeksi penyakit . Untuk itu jagalah supaya kualitas air tetap optimum dan parameternya sesuai bagi kebutuhan hidup neon tetra.

Daftar Pustaka

Kusumaatmadja, Rezal. 2002. Penerapan Standar MAC di Lapangan: Pengalaman Studi

Kelayakan MAC di Filipina. Makalah Konferensi Nasional III di Bali tahun 2002.

Spalding M.D, Corina Ravilious and Edmund P. Green. 2001. World Atlas of Coral Reefs.Universityof California Press,Berkeley, Los Angeles, London

Terangi dan Telapak. 2002. Laporan akhir uji coba standar MAC di Pulau Panggang, (tidakdipublikasi)

www.dkp.go.id, Situs Depertemen kelutan dan Perikanan berupa Laporan DirjenPerikanan Budidaya

ikan hias mas koki mutiara

Nama : Siti Supriyani

Nim : K2B 004 127

BUDIDAYA IKAN HIAS MAS KOKI MUTIARA

1. PENDAHULUAN

Ikan koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat

dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan cina, namun di

Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan.

Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang di

eksport dan harganyapun cukup tinggi.

2. PEMIJAHAN

1) Pemilihan induk

a. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan

ukuran minimum sebesar telur itik.

b. Pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan

tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan

tegak.

c. Untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang

akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih

dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.

2) Perbedaan jantan dan betina

Induk Jantan Induk Betina Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba

Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan.

3) Cara pemijahan

a. Bak/aquarium yang telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan +

24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya.

b. Pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan kedalam bak pada sore

hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan

harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok.

c. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke kolam

penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan berikutnya.

Jika perawatannya baik, maka 3 ~ 4 minggu kemudian induk sudah dapat

dipijahkan kembali.

3. PEMELIHARAAN BENIH

1) Setelah 2 ~ 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih

belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada

yolk sac-nya (kuning telur).

2) Pada hari ke 3 ~ 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah

disaring.

3) Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut

disamping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu

memakan cacing rambut baru pemberian kutu air dihentikan.

4) Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebainya setelah benih

berumur + 1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas.

5) Ketinggian air dalam bak 10 ~ 15 cm dengan pergantian air 5 ~ 7 hari sekali.

Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu.

6) Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa

tanaman pelindung berupa eceng gondok.

4. PEMBESARAN

1) Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai

induk.

2) Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman

eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi.

3) Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak

berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2

minggu dengan dibagi 2.

4) Pergantian air dapat dilakukan 3 ~ 5 hari sekali, juga dengan air yang telah

diendapkan.

5) Makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada

pagi hari secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih

tersisa, segera diangkat/dibersihkan.

6) Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan

dan betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap

dipijahkan. Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa

jentik nyamuk (cuk).

7) Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali

pemijahan.

ikan hias manfish

Nama : Kalif Helmi H

NIM ; K2B 004 103

Budidaya ikan hias manfish

Pendahuluan

Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak

dibudidayakan di Indonesia.

Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya

menarik serta gerakkannya yang tenang.

Secara umum budidaya ikan manfish tidak membutuhkan lahan yang luas,

bahkan dapat dilakukan dalam aquarium atau paso dari tanah, sehingga tidak

membutuhkan investasi besar untuk budidayanya.

Pemijahan

Perbedaan induk jantan dan betina

Induk jantan

Induk betina

Ukuran relatif besar pada umur yang sama

Ukuran lebih kecil

Perut lebih pipih/ ramping

Perut besar dan menonjol

Kepala agak besar

Kepala agak kecil

Antara mulut dan sirip punggung berbentuk cembung

Membentuk garis lurus, kadang menonjol

Pemilihan induk

a. Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 6

bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm

b. Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara

menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2)

meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish

akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada

malam hari, ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari

kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk

dipijahkan.

Cara pemijahan

a. Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi

air yang telah diendapkan setinggi 30 - 60 cm

b. Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik

atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm

c. Substrat diletakkan secara miring atau terlentang

d. Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat

dengan mulutnya

e. Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu

kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir

f. Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.

Pemeliharaan benih

Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan

telur ada beberapa cara:

a. Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam

aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar

telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah

lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan

b. Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas

(2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke

aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama (a)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan benih:

a. Aquarium tempat menetaskan telur maupun pemeliharaan benih sebelumnya

harus di persiapkan dahulu, yaitu dengan mengisi air yang telah diendapkan

+ 10 cm, kemudian bubuhkan methyline blue beberapa tetes, untuk

mencegah kematian telur karena serangan jamur. Selanjutnya beri tambahan

oksigen dengan menggunakan pompa udara.

b. Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi

makan

c. Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa

rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari.

d. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring

e. Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.

Pembesaran

1) Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di

aquarium yang lebih besar

2) Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak + 1.000 ekor benih pada bak tembok

berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm

3) Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua,

sehingga tiap kolam diisi 100 ekor

4) Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air

ditambah serta diberi pompa udara

5) Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air

sebagaimana semula.