Sabtu, 29 Desember 2007

ikan hias manfish

Nama : Kalif Helmi H

NIM ; K2B 004 103

Budidaya ikan hias manfish

Pendahuluan

Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak

dibudidayakan di Indonesia.

Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya

menarik serta gerakkannya yang tenang.

Secara umum budidaya ikan manfish tidak membutuhkan lahan yang luas,

bahkan dapat dilakukan dalam aquarium atau paso dari tanah, sehingga tidak

membutuhkan investasi besar untuk budidayanya.

Pemijahan

Perbedaan induk jantan dan betina

Induk jantan

Induk betina

Ukuran relatif besar pada umur yang sama

Ukuran lebih kecil

Perut lebih pipih/ ramping

Perut besar dan menonjol

Kepala agak besar

Kepala agak kecil

Antara mulut dan sirip punggung berbentuk cembung

Membentuk garis lurus, kadang menonjol

Pemilihan induk

a. Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 6

bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm

b. Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara

menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2)

meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish

akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada

malam hari, ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari

kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk

dipijahkan.

Cara pemijahan

a. Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi

air yang telah diendapkan setinggi 30 - 60 cm

b. Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik

atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm

c. Substrat diletakkan secara miring atau terlentang

d. Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat

dengan mulutnya

e. Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu

kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir

f. Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.

Pemeliharaan benih

Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan

telur ada beberapa cara:

a. Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam

aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar

telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah

lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan

b. Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas

(2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke

aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama (a)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan benih:

a. Aquarium tempat menetaskan telur maupun pemeliharaan benih sebelumnya

harus di persiapkan dahulu, yaitu dengan mengisi air yang telah diendapkan

+ 10 cm, kemudian bubuhkan methyline blue beberapa tetes, untuk

mencegah kematian telur karena serangan jamur. Selanjutnya beri tambahan

oksigen dengan menggunakan pompa udara.

b. Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi

makan

c. Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa

rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari.

d. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring

e. Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.

Pembesaran

1) Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di

aquarium yang lebih besar

2) Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak + 1.000 ekor benih pada bak tembok

berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm

3) Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua,

sehingga tiap kolam diisi 100 ekor

4) Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air

ditambah serta diberi pompa udara

5) Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air

sebagaimana semula.

Tidak ada komentar: